Cuma Tiga Roda
Suatu hari, saat Adurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan dengan topik isu terhangat yang dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di istana negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda Kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
“Menurut Anda, mengapa demam bedarah saat ini semakin marak di Jakarta, Pak?” tanya seorang menterinya.
“Ya karena Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang juga beredar di Kota Jakarta ini. Padahal, kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda....!”
Hahahahahaha....
Pasar Glodok
Suatu hari Gus dur bekeliling dunia naik pesawat. Dia mengundang Clinton dan Hosni Mubarak untuk menyertainya. Di tengah perjalanan, Clinton memamerkan kebanggaan negerinya.
“Wah, kita sedang berada di New York!”
“Loh,kok bisa tau?”tanya Gus Dur
“Ini patung Liberty kepegang sama saya” jawab Clinton.
Kemudian selang beberapa lama giliran Mubarak yang angkat bicara, “Sekarang kita berada di Mesir.” Ujarnya. “Loh kok bisa tau?”tanya Gus Dur “Ini piramidnya nyentuh bokong saya.” Jawab Mubarak.
Akhirnya Gus Dur pun tidak mau kalah dan angkat bicara
“Sekarang kita sudah tiba di Pasar Glodok,Indonesia!” ujarnya. “Bagaimana anda bisa tau?” tanya Clinton dan Mubarak bersamaan. “Ini buktinya, jam tangan saya hilang.” Ujar Gus Dur
Siapa yang Buta
Bila Gus Dur diplih jadi Presiden Indonesia pada tahun 90an, maka kebutuhan hidup rakyat di Indonesia pun mulai meningkat tinggi. Rakyat Indonesia adakan unjuk rasa.
Pekikan dan jeritan rakyat Indonesia karena marah. Merekaa berteriak, “Kenapa pilih orang buta jadi presiden?”
Keesokan harinya Gus Dur menjawab dengan tenang, “Saya sebenarnya tidak buta, yang buta adalah rakyat Indonesia karena pilih saya jadi presiden.”
Wakakakakaka!!!!!!
Membuat Orang-Orang Berdo’a
Di pintu akhirat, seorang malaikat menanyai seorang sopir metro mini.
”Apa kerjaanmu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir metro mini,wahai malaikat”
Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir metro mini tersebut dan prelatan yang terbuat dari emas.
Lalu datanglah Gus Dur denga dituntun ajudannya yang setia.
“Apa kerjaamu selama di dunia?” tanya malaikat kepada Gur Dur.
“Saya Presiden dan juga juru dakwah ,wahai malaikat”
” Lalu malaikat memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu, Gus Dur protes.
“Wahai malaikat, kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan kamar dan peralatan yang lebih rendah dari seorang sopir metro mini?”
Dengan tenang malaikat itu menjawab, “ Begini Pak, pada saat bapak ceramah, bapak membuat orang-orang semua mengantuk dan terditur, sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir metro mini mengemudi dengan mengebut, ia membuat orang-orang berdo’a.”
0 komentar:
Posting Komentar